Pada hari Jum’at, tanggal 13 Oktober 2023, Desa Mekarsari menjadi saksi dari sebuah kegiatan yang tak hanya mendidik, tetapi juga menghijaukan desa dengan ekspresi seni yang unik. Kegiatan praktek pembuatan batik ecoprint di Desa Mekarsari merupakan suatu inisiatif luar biasa yang dilaksanakan oleh narasumber  Ibu Kartika Sari, SST Penyuluh Kehutanan dari Kecamatan Gandrungmangu, dan Ibu Muharti, SP, Penyuluh Kehutanan dari Kecamatan Cipari. Acara ini juga dihadiri oleh Ibu Kepala Desa Mekarsari, Sekretaris Desa Mekarsari, serta peserta dari Tim Penggerak PKK Desa Mekarsari.

Ecoprint adalah istilah yang berasal dari penggabungan kata ‘Eco’ yang berarti ramah lingkungan dan ‘print’ yang berarti cetak. Jadi, Ecoprint adalah proses transfer warna dari dedaunan dan bunga ke suatu benda kain. Tujuan utama dari Ecoprint adalah mengenalkan konsep kain yang ramah lingkungan, mengurangi penggunaan zat warna sintetis yang berlebihan, serta mengajak masyarakat untuk melestarikan alam dengan menanam pohon, memanfaatkan rumput dan gulma, serta menggali potensi kreativitas yang tak terbatas. Selain itu, Ecoprint juga memberikan peluang usaha yang menjanjikan.

Kelebihan dari Ecoprint mencakup kemudahan aplikasi, bahan yang mudah didapatkan dari alam, kain yang dihasilkan ramah lingkungan, dan limbah dedaunan yang dapat digunakan sebagai pupuk organik. Untuk melakukan Ecoprint, Anda memerlukan beberapa bahan dan langkah-langkah tertentu.

Bahan-bahan yang diperlukan:

1. Kain
2. Plastik
3. Air
4. Tawas
5. Soda As
6. Pewarna alami
7. Tunjung (daun atau bunga)
8. Tro (gulungan kain)

Langkah-langkah pembuatan Ecoprint:

1. Scooring dan Bilas Kain Rendam kain dalam air dengan tro selama kurang lebih satu jam, lalu bilas.

2. Mordan (Pembekuan) Larutkan tawas dan soda as, panaskan, lalu masukkan kain. Setelah itu, bilas dan jemur kain.

3. Proses Eco (Pencetakan) Siapkan plastik sesuai dengan ukuran kain, dan bentangkan untuk alas. Peras kain utama yang sudah direndam selama satu jam lebih. Celupkan kain dengan larutan tunjung selama 30 menit, peras, dan letakkan di atas kain utama. Tutup dengan plastik, gulung kain, dan ikat dengan tali rafia. Kukus kain selama 2 jam. Setelah itu, buka kain dan keringkan selama 7 hari.

4. Fixasi (Penguncian Warna) Setelah kain kering selama 7 hari, proses berikutnya adalah penguncian warna dengan merendam kain dalam air tawas selama 5 menit.

Ibu Kepala Desa Mekarsari, Ibu Wantinah, berharap bahwa kegiatan pembuatan Ecoprint ini dapat berlanjut dan terus menginspirasi masyarakat di desa untuk menjadi lebih peduli terhadap lingkungan sekitar mereka. Dengan teknik Ecoprint, mereka dapat menghasilkan kain yang unik dan ramah lingkungan, sambil merangsang kreativitas dan peluang usaha di tingkat lokal.

Kegiatan seperti ini tidak hanya meningkatkan kesadaran akan pentingnya kelestarian alam, tetapi juga mempromosikan kebudayaan dan kerajinan tradisional yang berharga. Semoga Ecoprint di Desa Mekarsari menjadi sebuah langkah awal yang berkelanjutan dalam menjaga alam dan mengembangkan kreativitas di tengah masyarakat yang peduli.

Bagikan Berita